Selasa, 31 Desember 2013

sintesis dibenzal aseton



 



JURNAL  PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul                          : Sintesis Dibenzalaseton
TujuanPercobaan  : Mempelajari reaksi aldol kondensasi melalui pembuatan dibenzal aseton

Pendahuluan
Senyawa karbonil adalah senyawa dengan atom C yang berikatan rangkap dengan atom O. senyawa karbonil pada aldehid memiliki atom H pada posisi alfa (α) sehingga dapat terjadi reaksi kondensasi aldol (aldehid-keton) atau yang dikenal dengan reaksi Clainsen-Schmidt (Fessenden, 1982).
Bila suatu aldehid diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut  aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid  tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol (Fessenden, 1982).
Penyebab hidrogen alfa bersifat asam adalah karena adanya gugus karbonil. Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehinggaikatan C-H menjadi dilemahkan Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bilaproton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ionenolat dan mendorong pembentukannya (Fessenden, 1986)
Dibezalaseton dapat dibuat dengan menggunakan benzaldehida dengan aseton. Gugus karbonil yang reaktif akan bereaksi dengan ion aseton yang telah mengalami deprotonasi akibat adanya basa. Anion ini akan menyerang dibenzalaseton dan akan membentuk β-hidroksi keton. Selanjutnya basa yang digunakan berlebih akan mendehidrasi air dari molekul keton sehingga dapat dihasilkan mono atau dibenzal aseton (Tim penyusun petunjuk sintesis senyawa organik 2013).
Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi.Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan (Coursehero, 2013).

Mekanisme Reaksi
-H2O
-H2O








Alat
-          Labu Erlenmeyer 125 mL
-          corong Buchner
-          kertas saring
-          batang pengaduk
-          pipetmohr
-          pipet tetes
-          alat uji titik leleh
-          botol semprot
-          gelas ukur
Bahan
-          benzaldehida
-          aseton
-          etanol
-          NaOH
-          Air
-          Alumunium foil

ProsedurKerja
Skema kerja
Benzaldehida
 
-          ditimbang sebanyak 2,55 mL di dalam Erlenmeyer
-          ditambahkan 20 mL etanol 95%
-          ditambahkan larutan NaOH 20%
-          ditambahkan aseton sebanyak 1,84 mL dengan menggunakan pipet
-          ditutup dan dikocok
-          didiamkan selama 15 menit
-          dikerok kristal dengan batang pengaduk
-          disaring dan dicuci sebanyak 3 kali dengan 50 mL air
-          direkristalisasi dengan menggunakan 10 mL etanol
-          ditimbang dengan neraca
-          diidentifikasi titik leleh
-           
                               










Hasil
 


Prosedur kerja
Ditimbang 2,55 mL(0,225 mol) benzaldehida didalam Erlenmeyer dan selanjutnya ditambahkan 20 mL etanol 95% dan larutan NaOH 20%. Dengan menggunakan pipet ditambahkan 1,84 mL aseton.
Erlenmeyer ditutup dengan cepat dan dikocok. Pengocokan dilakukan berulang kali selama 15 ment dan campuran didiamkan selama 15 menit. Bila produk tidak mengkristal, dibuka Erlenmeyer dan dikerok pada sisi tabung dengan batang pengaduk.
Padatan dipisahkan dengan penyaringan dan dicuci 3x dengan 50 mL air. rekristalisasi produk dilakukan dengan 10 mL etanol. Produk ditimbang dan diidentifikasi produk dilakukan dengan uji titik leleh.

Waktu yang dibutuhkan
No.
Kegiatan
Pukul
Waktu
1.
Preparasi alat dan bahan
12.30-12.45
± 15 menit
2.
Proses pengocokan dan reaksi
12.46-13.04
± 18 menit
3.
Penyaringan dan rekristalisasi
13.04-13.14
± 10 menit
4.
Penentuan titik leleh
13.14-13.20
± 6 menit
















Data dan Perhitungan
Data yang diperoleh dalam percobaan ini adalah :
Perhitungan sintesis dibenzalseton
1.      Hasil teoritis
M:     Benzaldehid  +  aseton   à  dibenzalaseton    +    air 
             0,02 mol          0,025 mol                
            B:         0,02 mol          0,02 mol            0,02 mol           0,02 mol  -
            S:          -                        0,005               0,02 mol            0,02 mol
Massa dibenzalaseton teoritis = mol dibenzalaseton x Mr dibenzalaseton
= 0,02 mol x 234,30 gram/mol
=4,686 gram
Titik leleh                               = 109 °C
2.      Hasil percobaan
Massa kertas saring             = 0,33 gram
Massa kertas saring+kristal = 1,79 gram
Massa kristal                       = 1,46 gram
Wujud zat                           = kristal
Warna                                 = kuning
Rendemen                          =
Titik leleh                          = 111-114 °C

Hasil
Percobaan kali ini yaitu tentang sintesis dibenzalaseton. Sintesis dibenzalaseton dilakukan dengan cara menimbang  2,55 mL (0,025 mol) benzaldehida di dalam erlenmeyer . Larutan benzaldehida ini berwarna kuning jernih . Kemudian ditambahkan 20 mL atanol 95%,pada proses ini larutan berubah menjadi bening dan ketika ditambahkan 5 mL larutan NaOH 20% larutan berubah menjadi kuning jernih. Selanjutnya ditambahkan 1,84 mL aseton dengan menggunakan pipet. Penambahan aseton ini membuat larutan berwarna orange keruh.
Erlenmeyer kemudian ditutup dengan cepat dan larutan dikocok. Pengocokan dilakukan berulang kali selama 15 menit, proses ini menyebabkan terbentuknya kristal berwarna kuning. Campuran kemudian didiamkan selama 15 menit sehingga kristal mengendap dan larutan menghasilkan panas.Fenomena yang terjadi mula – mula larutan berubah menjadi warna kuning, lama kelamaan terbentuk endapan kuning. Padatan dipisahkan dengan cara penyaringan dan dicuci 3 X dengan 50 mL etanol. Proses selanjutnya dilakukan rekristalisasi produk dengan 10 mL etanol, dari proses rekristalisasi ini didapatkan kristal berwarna kuning mengkilap. Identifikasi produk dilakukan dengan uji titik leleh, berdasarkan uji titik leleh data yang diperoleh menunjukkan titik leleh dibenzalaseton 111ᵒC - 114ᵒC.
1.      Benzaldehida+ etanol 95% + NaOH 20%
2.      Setelah ditambahkan 1,84 mL aseton
3.      Setelah pengocokan
4.      Setelah didiamkan 15 menit
5.      Kristal hasil rekristalisasi
6.      Uji titik leleh








Pembahasan
Praktikum sintesis dibenzalaseton bertujuan untuk mempelajari reaksi aldol kondensasi melalui pembuatan dibenzalaseton. Sintesis dibenzalaseton dibuat melalui kondensasi aldol. Seyawa dibenzalaseton merupakan senyawa karbonil yang memiliki hidrogen yang terikat pada atom karbon α yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi kondensasi aldol. Reaksi kondensasi aldol merupakan reaksi antara suatu aldehid dengan suatu keton yang dikatalis oleh basa. Pada praktikum ini, dibenzalaseton dibuat dengan reaksi kondensasi aldol campuran (claisen-schmidt) dari aseton. Gugus karbonil dari benzaldehida lebih reaktif dari pada gugus karbonil pada aseton sehingga terjadi reaksi yang cepat dengan anion aseron dan menghasilkan β hidroksi keton . Sehingga terjadi dehidrasi dengan berkatalis basa (NaOH) sehingga dapat menhasilkan dibenzalaseton.
Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi antara dua molekul aldehid atau dua molekul keton membentuk senyawa yang mengandung gugusan aldehida (karbonil) dan alkohol (-OH). Proses kondensasi aldol ini dapat berlangsung berulang-ulang yang akhirnya akan terbentuk  senyawa dengan molekul besar.
Sintesis dibenzalaseton dilakukan dengan cara menimbang  2,55 mL (0,025 mol) benzaldehida di dalam erlenmeyer. Penggunaan benzaldehida sangat tepat untuk menghasilkan senyawa debenzalaseton, karena benzaldehida tidak memiliki hidrogen α, sehingga tidak memungkinkan terbentuknya ion enolat yang mana bertindak sebagai nukleofil, sedangkan aseton dapat membentuk ion enolat karena adanya basa (NaOH) yang ditambahkan.  Larutan benzaldehida ini berwarna kuning jernih . Kemudian ditambahkan 20 mL etanol 95%, etanol bertindak sebagai pelarut yang akan menyumbangkan proton pada ion alkoksida yang terbentuk untuk menghasilkan ion hidroksida yang dibutuhkan pada reaksi tahap awal. Pada proses ini larutan berubah menjadi bening dan ketika ditambahkan 5 mL larutan NaOH 20% larutan berubah menjadi kuning jernih. NaOH disini berperan sebagai basa yang mengambil hidrogen membentuk enolat. Selanjutnya ditambahkan 1,84 mL aseton dengan menggunakan pipet. Penambahan aseton ini membuat larutan berwarna orange keruh.
Erlenmeyer kemudian ditutup dengan cepat dan larutan dikocok. Pengocokan dilakukan berulang kali selama 15 menit, agar reaksi terjadi dengan cepat. Proses ini menyebabkan terbentuknya kristal berwarna kuning. Campuran kemudian didiamkan selama 15 menit sehingga kristal mengendap dan larutan menghasilkan panas. Fenomena yang terjadi mula – mula larutan berubah menjadi warna kuning, lama kelamaan terbentuk endapan kuning. Padatan dipisahkan dengan cara penyaringan menggunakan penyaring Buchner dan dicuci 3 X dengan 50 mL etanol. Padatan yang lengket tersebut berwarna kuning yang mana merupakan kristal dibenzalaseton. Untuk memperoleh kristal kuning dibenzalaseton yang benar-benar murni, dilakukan rekristalisasi. Pertama – tama rekristalisasi dilakukan dengan menggunakan 10 mL etanol. Kemudian dipanaskan diatas penangas air agar padatan cepat larut. Pelarut etanol digunakan dalam rekristalisasi dibenzalaseton karena etanol merupakan cairan volatil yang mudah menguap sehingga zat-zat yang tidak diinginkan akan menguap bersama etanol. Selah itu didinginkan pada suhu kamar sehingga larutan cepat membentuk endapan pada suhu rendah, selain itu juga mempermudah memisahkan dibenzalaseton dengan pengotor yang larut pada etanol dingin.
Kemudian hasil kristal dibenzalaseton tersebut disaring dengan menggunakan penyaring Buchner dan dicuci dengan menggunakan etanol. Setelah itu endapan tersebut dikeringkan dan ditimbang. Akhirnya diperoleh kristal dibenzalaseton yang benar-benar murni berwarna kuning  lengket seberat 1,46 gram, dengan rendemen sebesar31,15%.
Hasil yang berupa endapan lengket tersebut dikarenakan adanya perbedaan penyusunan molekul dibenzalaseton secara geometri (penataan atom-atom dalam ruang). Dibenzalaseton memiliki dua isomer geometri yaitu cis-dibenzalaseton dan trans-dibenzalaseton. Isomer geometri memiliki rumus molekul yang sama tetapi hanya urutan penataan atom-atom yang berbeda. Isomer ini hanya terjadi pada senyawa siklik dan alkena. Kedua isomer tersebut memiliki sifat kimia yang sama tetapi memiliki sifat fisik (misal titik didih) dan interaksi antar molekul yang berbeda, sehingga antara isomer cis dan trans dari dibenzalaseton diperoleh sifat fisik yang berbeda pula. Cis-dibenzalaseton memiliki sifat yang lebih lengket, sedangkan trans-dibenzalaseton tidak. Pada percobaan ini diperoleh dibenzalaseton yang lengket, yang merupakan isomer cis dari dibenzalaseton. Isomer cis ini dalam pembentukannya memiliki energi aktivasi yang lebih rendah sehingga pembentukannya lebih mudah daripada pembentukan isomer trans yang berupa kristal.
Identifikasi produk dilakukan dengan uji titik leleh, berdasarkan uji titik leleh data yang diperoleh menunjukkan titik leleh dibenzalaseton 111ᵒC - 114ᵒC. Hal ini menunjukkan data yang  diperoleh telah sesuai dengan literatur, dimana titik leleh dibenzalaseton pada literatur terjadi pada suhu 113ᵒC.
Kesimpulan
Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi antara dua molekul aldehid atau dua molekul keton membentuk senyawa yang mengandung gugus aldehid (karbonil) dan alkohol (OH), dimana reaksi ini dilakukan dalam suasana basa, sehingga diperoleh dibenzalaseton berbentuk kristal kuning.

Referensi
Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Organik. 2013. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. Jember: FMIPA Universitas Jember.
Petrucci, R.H., 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Saran
1.      Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan rekristalisasi dan penyaringan menggunakan Buchner agar kristal yang didapat tidak berkurang dari seharusnya.
2.      Sebaiknya pada saat penyaringan dilakukan dengan sedikit demi sedikit.
3.      Proses rekristalisasi dilakukan pada saat larutan benar-benar panas dan perlahan agar terbentuk kristal yang sempurna dan optimum.
Nama Praktikan
1.      Siti Zubaidah . S                  101810301011
2.      Fita Kurnia Firdausa            101810301031
3.      Qorry Dinnia Fatma             111810301035
4.      Putu Irwan Yasa                  111810301041
5.      Maganda Ananda Kristi      111810301042


Related Posts:

  • kimia pangankimia pangan v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#… Read More
  • asetominofen (parasetamol) v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} … Read More
  • ZAT ADITIFZAT ADITIF v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VM… Read More
  • polimerisasi kondensasi v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} … Read More
  • Sintesis Asam asetil Salisilat v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} … Read More

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com