|
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul :
Pembuatan Asam Salisilat dari Minyak Gondopuro
Tujuan Percobaan : Mempelajari
Pembuatan asam salisilat dari minyak gondopuro
Pendahuluan
Miyak gondopuro
sering digunakan sebagai minyak gosok dan banyak dijual di pasaran. Miyak ini
juga digunakan dalam bidang industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik
Minyak gondopuro termasuk family Enicaceal yang terkenal sebagai tanaman obat
– obatan. Pada minyak gondopuro terdapat metil salisilat yang merupakan bahan
dasar sintesis pengawet bahan makanan
dan bahan dasar pembuatan obat sakit kepala (aspirin) sebesar 96-99%. Selain
itu juga untuk mensintesis polimer resin melalui senyawa antara asam
salisilat (asam-2-hidroksibenzoat) (Panduan praktikum, 2013).
Asam salisilat
hasil hidrolisis dari metil salisilat telah lama digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan aspirin. Metil salisilat dapat digunakan langsung sebagai
bahan dasar sintesis flavonoid tanpa harus dikonversi terlebih dahulu. Minyak
gondopuro perdagangan mengandung 90% metil salisilat, sehingga 1 tonnya
menghasilkan 900 kg metil salisilat (Futwenbun,2001).
Asam salisilat selain digunakan sebagai obat sakit kepala
(aspirin), juga digunakan sebagai sebagai hormon tanaman, bahan tambahan
produk kosmetik, perawatan kulit, untuk mengobati jerawat dan penyakit kulit
lainnya, bahan tambahan sampo untuk mengurangi dundurf, sebagai antiseptik
dalam pasta gigi dan bahan pengawet makanan
(Anonim, 2013).
Pada percobaan ini menggunakan
reaksi hidrolisis untuk membuat asam salisilat dari minyak gondopuro. Reaksi
hidrolisis adalah reaksi yang memecah molekul air (H2O) menjadi
kation hydrogen (H +) dan anion hidroksida (OH-)
yang melalui proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer
tertentu (Anonim, 2013).
Percobaan laki ini
akan dilakukan pembuatan, pemurnian dan karakterisasi asam salisilat dari
minyak gondopuro. Metil salisilat dalam minyak gondopuro yang berupa suatu
ester dapat dihidrolis dalam suasana asam maupun basa, menghasilkan asam karboksilat
dan alkohol. Pasda hidrolisis enter dalam suasana asam dapt terjadi melalui
beberapa mekanisme reaksi tergantung dari struktur esternya. Akan tetapi
mekanisme yang umum merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi Fischer.
Sedangkan hidrolis esterdalam suasana basa sering dikenal dengan reaksi
penyabunan dan reaksi ini bersifat tidak balik(Panduan praktikum, 2013).
Mekanisme Reaksi
![]() ![]()
Alat
-
Labu leher tiga 100 mL
-
Kondensor refluks
-
Termometer
-
Penangas air
-
Penyaring Buchner
-
Kertas saring
Bahan
-
Minyak gondopuro
-
Larutan NaOH 5 M
-
Asam sulfat pekat
-
Aquades
ProsedurKerja
Skema kerja
Prosedur kerja
Masukkan 10 mL minyak gondopuro ke dalam labu leher tiga
100 mL yang dilengkapi kondensor dan termometer, tambahkan 25 mL NaOH 5N dan
refluklah pada suhu sekitar 80oC selama satu jam, amati dan catat perubahan
campuran yang terjadi.
Setelah satu jam, turunkan dari
pemanas dan didinginkan labu pada suhu kamar dan aman untuk dikerjakan,
tambahkan H2SO4 2 M sambil digoyang – goyang sampai
terbentuk endapan berwarna putih. Saring endapan dengan corong Buchner
kemudian dicuci 3 kali dengan 50 mL aquades dingin. Keringkan di udara atau
oven vakum, kenali baunya, timbang beratnya, uji kelarutannya dalam air
(panas dan dingin) dan tentukan titik lelehnya.
Waktu yang dibutuhkan
Data dan Perhitungan
Data yang diperoleh dalam percobaan ini adalah:
1.
Massa Asam Salisilat
2.
Titik Lebur Asam Salisilat
3.
Kelarutan Asam Salisilat dalam air panas dan
dingin
Hasil
Pembahasan
Minyak Gondopuro termasuk family Enicaceal yang
terkenal sebagai tanaman obat-obatan, Senyawa metal salisilat terdapat didalam minyak gondopuro yang merupakan bahan dasar sintesis pengawet bahan makanan dan bahan
dasar pembuatan obat sakit kepala (aspirin) sebesar 96-99%, parafin, aldehid, keton, dan alcohol. Minyak gondopuro merupakan suatu ester yang memiliki gugus vinil dan
hidroksi pada posisi orto dari benzena. Percobaan kali ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan asam salisilat
dari minyak gondopuro dengan reaksi hidrolisis.
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
melalui suatu proses kimia.
Reaksi hidrolisis membutuhkan katalis basa. Katalis
basa yang digunakan ialah NaOH. Senyawa minyak gondopuro perlu diubah menjadi garamnya dengan penambahan basa. Hal ini terjadi karena penggunaan basa yang
mengakibatkan terjadinya reaksi hidrolisis. Ion hidoksida dapat bersifat sebagai
basa maupun sebagai nukleofil..
Pada
percobaan kali ini, minyak
gondopuro sebanyak 5 mL dimasukkan kedalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan kondensor dan
termometer. Setelah itu ditambahkan 5 mL NaOH % N dan dilakukan refluks. NaOH yang digunakan berlebih, hal ini dikarenakan adanya 2 gugus fungsi
yang paling reaktif. Gugus karbonil dan hidroksi merupakan gugus yang
memungkinkan terbentuknya garam salisilat sehingga saat minyak
gondopura ditambahkan larutan NaOH larutan berubah menjadi endapan putih. Proses
refluk dilakukan selama 1 jam pada suhu hingga 80°C. Tujuan dari perefluksan ini agar reaksi dapat terjadi dengan laju yang lebih cepat. Selain
itu proses refluk menyebabkan senyawa yang direaksikan tidak mudah menguap ke
udara sehingga tidak mengalami pengurangan volume zat yang terkandung
didalamnya karena
adanya kondensor yang mendinginkan
suhu sistem.
Reaksi asam
salisilat dan NaOH sebagai berikut:
![]()
Ion hidroksida bersifat sebagai
basa yang akan menyerang atom H, hal ini mengakibatkan atom O bermuatan
negatif karena atom O lebih
elektronegatif dari pada atom H. Ion hidroksida lainnya berperan sebagai
nukliofil yang menyerang atom C karbonil. Ikatan rangkap gugus karbonl
terputus dan 2 pasang elektronnya diberikan pada atom O karena sifat
keelektronegatifan atom O lebih elektronegatif daripada atom C. Atom C pada keadaan ini terhibridisasi sp3 yang membuat
keadaan molekul yang terikat pada atom C yang terikat pada gugus metoksi
dalam keadaan tetrahedral. Selanjutnya 1 pasangan electron bebas pada atom O
yang bermuatan negatif akan kembali menjadi ikatan rangkap untuk menstabilkan
molekul. Gugus metoksi langsung terlepas dan selanjutnya untuk memperoleh
kestabilan metoksi yang bersifat sebagai basa akan menyerang atom H pada
gugus hidroksil yang akan membuat atom O bermuatan negatif.
Setelah satu jam, labu di turunkan
dari pemanas dan didinginkan pada suhu kamar dan aman untuk dikerjakan. Hasil refluk berupa cairan
bening karena adanya reaksi hidrolisis yang menghasilkan molekul-molekul air.
Garam yang terbentuk akan mengalami ionisasi bersama air akibatnya larutan
yang dihasilkan sebagai destilat berupa 1 fase.
Larutan yang
sudah dingin ditambahkan H2SO4 2 M sambil digoyang –
goyang sampai terbentuk endapan berwarna putih. Penambahan asam sulfat
berfungsi untuk memprotonasi garam salisilat menjadi asam salisilat. Endapan
yang terbentuk kemudian disaring dengan corong Buchner dan dicuci 3 kali dengan
50 mL aquades dingin. Tujuannya yaitu untuk menghilangkan pengotor, karena
asam salisilat merupakan senyawa organik maka tidak akan larut dalam air. Aquades
merupakan pelarut universal yang akan melarutkan
alkohol dan berfungsi sebagai zat untuk menghidrolisis garam.
![]()
Endapan salisilat yang terbentuk
kemudian dikeringkan di oven vakum pada suhu 60 C. Asam salisilat yang diperoleh memiliki
sifat fisik padatan berwarna putih bersih dan berbentuk kristal-kristal halus
lembut serta aroma yang tidak menyengat seperti halnya pada minyak gondopuro.
Massa asam salisilat yang diperoleh sebesar 1,75 gram. Padatan yang diperoleh
kemudian dilakukan uji kelarutan (panas dan dingin) serta uji titik leleh
untuk mengidentifikasi senyawa tersebut.
Uji yang pertama adalah uji
kelarutan menggunakan air panas dan air dingin. Asam salisilat tidak larut
pada air panas dan air dingin. Hal ini sesuai dengan literatur karena asam
salisilat merupakan senyawa organik yang tidak akan larut dalam air. Uji yang
kedua adalah uji titik leleh. Berdasarkan percobaan, titik leleh asam
salisilat sebesar 150ᵒ C sedangkan menurut literatur titik leleh asam
karboksilat yaitu 159ᵒC. Hal ini menunjukkan rendemen
yang dihasilkan mengandung banyak campuran sehingga lebih cepat untuk meleleh.
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan Reaksi pembuatan asam salisilat dari gondopuro adalah:
-
Asam salisilat dapat diperoleh dengan mereaksikan metil
salisilat dengan NaOH dan juga penambahan H2SO4 sebagai katalis
-
Asam salisilat yang diperoleh dari 5 ml metil
salisilat sebesar 1,75 gram
-
Produk yang dihasilkan pada percobaan tidak murni
asam salisilat karena masih mengandung banyak pengotor
Referensi
Ralph J. Fessenden dan Fessenden.1994.Kimia Organik Jilid I
Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Tim penyusun petunjuk praktikum sintesis senyawa
oraganik. 2013. Petunjuk Praktikum Sintesis
Senyawa Organik. Fmipa unej:
Jember.
Vogel, A E.1989.Text
Book of Practical Organic Chemestry Longman Book Co : London
Saran
Saran dari percobaan Reaksi
pembuatan asam
salisilat dari gondopuro adalah:
-
Pastikan dengan benar pemasangan alat refluks, air
harus selalu mengalir melalui tabung refluks dan jaga kenaikan suhu
-
Penambahan H2SO4 harus
dilakukan secara perlahan untuk melihat perubahan yang terjadi (cairan
kepadatan)
-
Praktikan yang menggunakan small lab kit harus
mengetahui teknik penggunaan peralatan dalam skala kecil, misalnya penggunaan
alat penghisap sebagai penghisap air seperti pada corong buncher
Nama Praktikan
-
Siti Zubaidah 101810301011
-
Fita Kurnia Firdausa
101810301031
-
Qorry Dinnia Fatma
111810301035
-
Putu Irwan Yasa
111810301041
-
Maganda Ananda Kristi 111810301042
|
0 komentar:
Posting Komentar